Labbaik Allahumma Labbaik..
Airport Soekarno Hatta, 24 Agustus 2017
Airport Soekarno Hatta, 24 Agustus 2017
In syaa Allah kami sekeluarga akan berangkat menuju tanah suci untuk melakukan ibadah haji.
Hari ini sesuai jadwal kami berangkat melalui terminal 3 ultimate bandara soekarno hatta naik pesawat saudia airline menuju madinah. Pesawat dari Jakarta ke Riyadh delay 1,5-2 jam dari jadwal yang sudah di tentukan. 7 jam perjalanan, alhamdulillah pesawat sampai di Riyadh lalu 2 jam kami transit di Riyadh karena keberangkatan dari Riyadh menuju Madinah pun terlambat alias delay.
Akhirnya kami sampai di Prince Mohammed bin Abdul Aziz int'l airport. Alhamdulillah terlihat wajah bahagia semua jamaah haji Karena Sudah sampai di tanah suci dengan selamat. Selesai antri di imigrasi azan subuh berkumandang, kami shalat di masjid besar yang berada di airport di Madinah al Munnawarah.
Setelah shalat subuh berjamaah kami kembali lagi ke ruang tunggu di airport menunggu bus yang akan mengantar ke hotel fayrus shata yang letaknya hanya 50 meter dari pintu 25 masjid Nabawi. Sampai hotel sekitar jam 9.30 pagi. Setelah check in, lalu kami istirahat sebentar kemudian bersiap2 untuk shalat zuhur di masjid Nabawi.
Setelah shalat subuh berjamaah kami kembali lagi ke ruang tunggu di airport menunggu bus yang akan mengantar ke hotel fayrus shata yang letaknya hanya 50 meter dari pintu 25 masjid Nabawi. Sampai hotel sekitar jam 9.30 pagi. Setelah check in, lalu kami istirahat sebentar kemudian bersiap2 untuk shalat zuhur di masjid Nabawi.
Madinah al Munawarah 25 - 27 Agustus 2017
Selama 3 hari di Madinah, kami memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan fokus ke Raudhah.
Apakah Raudhah itu? Raudhah adalah taman surga yang letaknya di dalam masjid Nabawi, tempat yang mustajab jika kita memanjatkan do'a kepada Allah SWT. Raudhah ini adalah area di sekitar mimbar yang di gunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berkhutbah. Dahulunya Raudhah ini merupakan ruangan antara mimbar dan kamar Rasulullah SAW. Barang siapa yang shalat disana seakan-akan dia telah duduk di taman dari taman-taman surga. Berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh At Tirmidzi
ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة
"antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga”
Makanya di sunnahkan untuk beribadah di raudhah, sesuai dengan makna hadist ini bahwa area raudhah memiliki kemuliaan dan keutamaan.
Sudah sejak awal saya sempat khawatir apakah raudhah penuh sesak, karena musim haji pasti jauh berbeda dengan umrah apalagi saya mengajak anak saya yang masih kecil. Alhamdulillah kami bisa masuk raudhah, duduk, shalat serta memanjatkan do'a disana. Kondisinya saat itu tidak jauh berbeda dengan suasana umrah. Karena kebanyakan dari jamaah haji saat itu sudah berangkat menuju Mekkah untuk kemudian wukuf di Padang Arafah.
Raudhah di masjid Nabawi
Satu hari sebelum hari Arafah, kami berangkat dr kota Madinah menuju kota Mekkah naik bus yang sudah dikontrak oleh pihak travel agent dan dalam keadaan berihram untuk melakukan ibadah umrah. Kami mengambil miqat di masjid Dzulhulaifah atau orang Indonesia biasa menyebutnya masjid bir ali.
Bicara tentang miqat, apa sih miqat itu?
Menurut wikipedia, miqat adalah batasan ibadah haji atau umrah. Apabila jamaah haji telah melintasi miqat, maka dia harus mengenakan kain ihram dan juga memasang niat umrah atau haji.
Miqat terbagi menjadi 2 :
- Miqat Zamani, yaitu batas yang di tentukan berdasarkan waktu.
- untuk haji, miqat bermula bulan Syawal
sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah
Yaitu ketika ibadah haji di laksanakan
- untuk umrah, miqat zamani dapat
dilakukan sepanjang tahun pada waktu
umrah dapat dilakukan.
- Miqat Makani, yaitu batas yang ditentukan berdasarkan tempat.
- Bagi mereka yang tinggal di Mekkah, tempat untuk ihram haji adalah Makkah itu sendiri (rumah sendiri). Untuk umrah ialah keluar dari tanah haram Makkah yaitu sebaiknya di Ji'ranah, Tan'eim atau Hudaibiyah.
- Bagi mereka yang datang dari sebelah timur seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan kebanyakan negara Asia lain, tempatnya adalah di Yalamlam (ﻳﻠﻣﻠﻢ).
- Bagi yang datang dari barat seperti Mesir, miqatnya di Juhfah (ﺟﺤﻔﻪ).
- Bagi yang datang dari selatan seperti Yaman, tempat untuk berihram adalah Qarnul Manazil (ﻗﺮﻦﺍﻠﻣﻨﺎﺯﻝ)
- Bagi yang datang dari Madinah, tempatnya di Dzulhulaifah Bir Ali (Abyar 'Ali) (ﺫﻭﺍﻟﺣﻠﻴﻔﻪ ﺍﺑﻳﺎﺭ ﻋﻠﻲ)
- Bagi yang datang dari Iraq tempat miqatnya adalah di Dzatu 'Irq (ﺫﺍﺕ ﻋﺮﻕ).
Kami mengambil miqat makani dan karena kami datang dari Madinah ( sudah dalam keadaan ber ihram ), makanya berhenti di bir ali untuk shalat 2 rakaat dan membaca niat umrah.
suasana di sekitar masjid Nabawi
Setelah mengurus izin tinggal kami selama di Mekkah di maktab atau kantor kepengurusan izin tinggal, rombongan kami menuju hotel transit di kawasan Aziziyah yang kami tempati selama puncak haji atau sekitar 6 hari, 5 malam.
Kawasan Aziziyah
Area Aziziyah ini mirip2 sama beberapa kota tua di UAE, termasuk salah satu pusat perbelanjaan di kota Mekkah. Sepanjang jalan utama di Aziziyah ini banyak sekali hotel, restoran dan pertokoan. Kalau toko2 dan restorannya nya sih ngga jauh beda sama di UAE ada homecenter, babyshop, centerpoint, mothercare,bodyshop, mango dll. Beberapa kali saat sore hari setelah Ashar kami keliling-keliling kawasan Aziziyah.Karena waktu berhaji ini jauh lebih lama dari umrah, salah satu hal yang menyenangkan adalah bisa makan ayam al baik sampeee kenyangg :D..
Temperatur udara nya saat itu sekitar 45 derajat. Lumayan panas juga tetapi dibandingkan waktu kami pulang ke Jakarta, di Abu Dhabi masih sekitar 50 - 52 derajat.
Temperatur udara nya saat itu sekitar 45 derajat. Lumayan panas juga tetapi dibandingkan waktu kami pulang ke Jakarta, di Abu Dhabi masih sekitar 50 - 52 derajat.
Mekkah, 8 dzulhijjah 1438H
Sampai di hotel transit di Aziziyah, kami istirahat sebentar, makan kemudian bersiap-siap untuk umrah. Kami dijemput bus yang disediakan oleh pemerintah Saudi sesuai dengan maktab yang sudah ditentukan, jadiiiiiiiiii setelah bus menjemput kami, bus tersebut menjemput jamaah haji reguler di hotel transit kawasan aziziyah hingga bus tersebut penuh sesak ( banyak sekali yang tidak dapat tempat duduk sampai harus duduk di lantai bus ). Awal nya saya shock sekali.. ternyata seperti ini jika kita mendaftar haji reguler. Kebayang orang tua, kakek, nenek kami yang beribadah haji dengan haji reguler. Keadaan ini membuat kami semakin bersyukur lagi dan lagi.
Oh iya jarak dari Aziziyah ke masjidil haram sekitar 7-8 km yah pemirsah. Jd buat para jamaah haji reguler mereka selama di Mekkah tinggalnya di hotel Aziziyah ini. Tapi buat jamaah haji khusus, plus, vip biasanya 1-2 minggu sebelum pulang mereka pindah hotel di sekitar masjidil haram.
Setelah isya, dari Aziziyah kami naik bus menuju masjid al haram untuk melakukan umrah. Karena saat ibadah haji tempat tawaf dibawah masyaa Allah penuh sekali. akhirnya grup kami memutuskan untuk tawaf dilantai 2 yang jarak putarannya lebih jauh dibandingkan tawaf dibawah. Pak suamik mengendong anak kami menggunakan ergo karena diatas pun cukup ramai dan anak kami hanya mampu jalan 2 putaran saja.
Selesai tawaf, kami solat sunnah dan berjalan menuju tempat sa’i. Sa’i adalah berlari2 kecil antara bukit safa dan bukit marwah. Teringat akan kisah Siti Hajar saat mencari makanan untuk Nabi Ismail kecil yang saat itu kelaparan dan menangis, sehingga beliau harus berlari-lari antara bukit safa dan bukit marwah yang saat itu masih berbentuk padang pasir yang luas tanpa ada 1 manusiapun. Kemudian keluarlah air zam-zam saat bayi Nabi Ismail menggerak2 an kaki nya di atas tanah atau pasir gurun.
Terakhir kami tahalul dan umrah pun selesai. Setelah itu kami solat Subuh berjamaah di masjid al haram dan kembali ke hotel transit di Aziziyah menggunakan bus.
Arafah, 8 - 9 Dzulhijjah 1438 H
Selesai Umrah pada tanggal 8 Dzulhijjah, kami pulang ke hotel transit di Aziziyah untuk istirahat sebentar dan kemudian bersiap-siap menuju Padang Arafah.
Persiapan puncak haji pun dimulai, setelah Magrib dalam keadaan ber ihram bus kami menjemput ke hotel transit yang kemudian membawa kami menuju padang Arafah. Masyaa Allah jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia telah berkumpul semenjak sore hari untuk wukuf ke esokan hari nya pada tanggal 9 Dzulhijah 1438H.
Wukuf adalah berdiam diri di Padang Arafah dan merupakan rukun haji yang utama, jadi jika tidak dilakukan maka hajinya tidak sah. Sebagaimana sabda Rasulullah SWT :
الْحَجُّ عَرَفَةُ
Haji itu adalah Arafah. [HR. at-Tirmidzi no. 889, an-Nasâ’i no. 3016 dan Ibnu Mâjah no. 3015 , dihukumi shahih oleh al-Albâni]
Oh iya sebelum kami berangkat menuju arafah, pihak penyelenggara haji kami mengabarkan bahwa tenda kami yang seharusnya di maktab 96 dipindah ke maktab no. 34, karena apa? wallahu alam.
Kemudian sampai di Arafah Kami menuju maktab no. 34, yaitu tenda yang akan kami tempati saat wukuf di Arafah. Alhamdulillah tenda nya cukup luas, untuk rombongan kami yaitu sekitar 30 orang dan letaknya dekat sekali dengan tempat wudhu, toilet, dan juga dapur umum. Saat itu rombongan kami terbagi 2 grup masing-masing 30 orang. Tenda yang kami tempati sama dengan tenda jamaah haji reguler. Yang tidak memiliki AC, tapi alhamdulillah masih ada kipas angin yang disemprot air itu. Walaupun dalam hati ingin rasanya tinggal di tenda yang ber AC Seperti jamaah haji Plus dan furoda lainnya. Tetapi kemudian saya teringat akan sesuatu. Jadiiii sebelum kami berangkat jaman duluuu sekali saya dan pak suamik sempat berniat kalau mau daftar aja haji reguler karena mendengar cerita teman-teman yang sudah berhaji saat muda. Dan Allah kabulkan, walaupun kami berhaji dengan haji Furoda tetapi saat puncak haji kami merasakan sebagai jamaah haji reguler, Masyaa Allah.
Kegiatan disana diisi dengan mendengarkan ceramah, shalat sunnah, ngaji, makan, minum istirahat. Kami juga berkeliling-keliling, jalan melihat kondisi maktab. Yang membuat kami merasa lebih bersyukur dan bersyukur lagi. Karena di tenda sebelah - sebelah kami, satu tenda besar yang tidak berAC di isi banyaaakkk sekali jamaah haji, bahkan untuk tiduran atau selonjoran kaki aja sulit. Terbayang betapa panasnya didalam tenda sana kemudian sesaat terbayang pula panasnya api neraka yang pasti lebih dari tenda yang saya tempati saat wukuf ( merinding rasanya..)
Alhamdulillah saat sore hari Allah kabulkan doa seluruh jamaah haji, tiba-tiba sekitar jam 3 atau 3.30 angin berhembus kencang sekali ditengah gurun Arafah dan saat itu kami dan banyak jamaah haji yang keluar tenda kemudian berdoa kepada Allah dan merasakan Allah sangat dekat sekali ( nulisnya sampai merinding pengen nangis ).. Dari yang udaranya panas sekali berubah drastis menjadi sejuk. Masyaa Allah..
Muzdalifah, Mina, Jamarat Aqabah
Tengah malam jam 12 atau jam 1 dari Padang Arafah kami naik bus untuk menuju ke Mina sebelumnya kami mampir ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu buat lontar jumrah dan bermalam disana. Sampai di Muzdalifah sudah penuuuhhhh sekali jutaan umat muslim dari seluruh dunia yang sedang tidur diatas tanah dan beratapkan langit. Saat itu tidak ada pembeda mana si kaya dan si miskin, semua sama. Selesai mengumpulkan batu, rombongan kami langsung bergerak menuju gate untuk menunggu bis. Dan kami mengantri bus selama 2 jam berdiri. Saat itu anak saya sudah tidak kuat lagi antri dan hampir pingsan, secara oksigen yang didapatkan sedikit sekali. Sehingga saya langsung membawa anak saya ke depan gate untuk menunggu disana, hingga rombongan kami tiba di depan pintu untuk mengantri bus bersama rombongan haji reguler lainya.
Tanggal 10 Dzulhijjah 1438 H setelah itu bus menuju tenda Mina, sampai di Mina, kami istirahat sebentar di tenda dan shalat Subuh berjamaah yang selanjutnya kami berangkat menuju jamarat untuk lontar jumrah aqoba. Kami berjalan kaki sekitar 4,5 sampai 5 Kilometer atau lebih dari tenda mina menuju tempat lontar jumrah. Bukan hanya kami yang berjalan kaki menuju kesana, tetapi seluruh jamaah haji dari seluruh dunia pun berjalan kaki. Kami menanjak melewati gunung-gunung batu dan terowongan Mina. Takbir berkumandang sepanjang jalan menuju jamaraat. Masyaa Allah..
Sampai di Jamarat Aqoba, alhamdulillah tempatnya cukup luas sehingga cukup leluasa untuk melakukan lontar batu di jamarat. Suara batu yang dilemparkan para jamaah haji terdengar nyaring sekali, saya melempar 7 buah batu di ikuti anak kami yang juga melempar 7 buah batu. Selesai melontarkan jumrah Aqoba kami bertahalul, dan saat itu sudah dalam keadaan tidak berihram ( tetapi tetap tidak boleh melakukan hubungan suami istri sampai selesai tawaf ifadhah ).
Jamarat terdiri dari 3 yaitu : Aqoba, Wushta, Ulla. Jamarat bermula pada tanggal 10 Dzulhijjah yaitu saat hari idul adha di Jamarat Aqoba.
Kami tidak menginap di tenda Mina, mengingat posisinya lumayan jauh dari area jamarat. Jadi kami kembali ke hotel transit Aziziyah dengan berjalan kaki kira-kira 3km yang jaraknya lebih dekat dengan tempat lontar jumroh. Setelah ashar kami berangkat lagi menuju Mina, naik shuttle bus.. ternyata dibalik hotel transitnya ada bus stop untuk menunggu shuttle ke tempat jamarat. Alhamdulillah jadi ngga perlu jalan kaki jauh. Kami sudah berada di area Mina mulai dari ashar hingga Tengah malam jam 12an atau jam 1. Lalu kami kembali lagi ke hotel transit.
Bus Stop
Tanggal 11 Dzulhijjah kami masih berada di hotel transit Aziziyah. Setelah Ashar kami menuju Mina lagi untuk bermalam disana hingga tengah malam jam 1 kemudian kembali lagi ke hotel transit naik shuttle.
Ke esokan harinya setelah Ashar kami menuju jamarat lagi menggunakan shuttle bus untuk melakukan lontar jumrah Aqoba, Wushta dan Ulla. Setelah itu kami bermalam lagi di Mina sampai jam 12 atau 1 malam kemudian kembali ke hotel transit Aziziyah. Saat berada dijamarat melihat dari atas ribuan bahkan jutaan manusia mengantri untuk memasuki Mina, saat matahari tepat diatas kepala. Membayangkan saat mengantri di Padang Mahsyar nanti kami akan Seperti ini, matahari akan tepat berada dikepala.
Alhamdulillah selesai Ibadah melontar jumrah. Terimakasih ya Allah buat semua nikmat yang engkau berikan kepada kami.. jadikanlah kami manusia yang selalu bahagia dan selalu semangat dalam melakukan amal - amal salih. Allahuma Aamiin..
Makkah al Mukkaramah
Sehari lagi kami menginap di hotel transit Aziziyah ketelah selesai Ibadah lontar jumrah. Besoknya kami menuju Mekkah untuk check in di pull man zam -zam di clock tower yang letaknya tepat didepan masjid al haram. Setelah check in kami bersiap-siap melakukan tawaf ifadhah.
Clock Tower
Saat itu kami melakukan tawaf dibawah, bukan di atas Seperti umrah saat baru datang dikota Mekkah. Awalnya saya sempat takut dan khawatir berdesakan, apalagi bawa anak-anak. Tapi insyaa Allah bisa, bismillahirohmanirohim..
Anak kami digendong pakai ergo sama pak suamik. Setelah tawaf kami minum air zam-zam dan solat sunnah kemudian dilanjutkan sa'i terakhir tahalul.. Alhamdulillah seluruh rangkaian ibadah haji sudah kami lakukan, Berharap Allah menerima seluruh ibadah kami. Kemudian kami solat subuh berjamaah di Masjid Al Haram.
Suasana saat musim haji 1438H
Setelah itu kembali ke hotel pull man untuk beristirahat dan serta makan. Kegiatan selama di Mekkah adalah memperbanyak ibadah di Masjid Al Haram, Seperti Shalat, tawaf, dll kemudian city tour kota Mekkah ( sama seperti saat umrah ). Karena saya harus kembali lagi ke Abu Dhabi duluan, jadi kami pulang seminggu lebih awal dari pada grup. Hanya 1 minggu kami berada di Mekkah ketelah twaalf ifadhah selesai. Sayang sebetul nya karena saya ngga bisa ikut city tour ke kota Ta'if bersama grup.
Oh iya saat di Makkah anak kami sempat sakit panas, karman kecapek-an mungkin dan juga pergantian cuaca antara musim panas banget dan menuju ke winter. Penyakit pergantian cuaca tiap tahun. Alhamdulillah dikasih adol + madu panasnya makin turun. Kami sekeluargapun sakit batuk dan flu, jadi di dopping lahh pakai honey lemon shooooot setiap hari.
Tanggal 12 September 2017 alhamdulillah kami sampai ke Jakarta dengan selamat, kemudian tanggal 14 Sept kami kembali lagi ke Abu Dhabi dan menjalani aktifitas seperti biasa. Oh iyaa saat di bandara haji Jeddah, sebelum pulang kami diberi hadiah Al-Qur'an tafsir dari raja Salman...Alhamdulillah.. rasa syukur yang bisa hamba panjatkan padaMu.. kalau di renungkan Haji ini merupakan ujian dari latihan-latihan yang Sudah kita lakukan di dunia. Karena dalam hidup kita tidak selalu berada di posisi enak terus. Ada susah, ada senang.. ada panas..ada dingin.. Insyaa Allah segala sesuatu dijalan kan dengan ikhlas semua akan bisa terasa ringan. Mudah-mudahan setelah ini kami semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik, secara habluminallah dan habluminanas.
Semoga bermanfaat ya cerita ini.. Paling engga buat saya pribadi perjalanan ini bisa pengingat dan menjadi refleksi diri. Atau nantinya bisa dibaca sama anak cucu kami..
Alhamdulillah Ala kulli hal...
No comments:
Post a Comment